Selasa, 26 Agustus 2008

Tes Pendengaran untuk tuna rungu

Ada berbagai test-test yang audiologists dapat digunakan menentukan seberapa banyak (sisa) pendengaran yang dimiliki. Masing-masing tes memeriksa pendengaran anak dengan cara yang berbeda. Suatu tes pendengaran biasanya dilaksanakan dalam dua tahapan. Pertama biasanya suatu screening tes ( tes secara umum). Ini untuk menentukan apakah memang ada kehilangan pendengaran.


Jika ada kemungkinan ada kehilangan pendengaran atau jika ada rekomendasi kepada audiologist untuk melakukan tes lebih lanjut, maka audiologist akan melaksanakan uji lebih terperinci untuk membangun suatu pemahaman yang utuh dari pendengaran anak anda. Tes yang dilakukan akan bergantung pada usia anak dan faktor-faktor lain. Tanyakan apakah anak anda harus menjalani tes screening saja atau harus melakukan tes secara lengkap.

Suara atau Bunyi



Bunyi berasal dari getaran. Jika nyamuk terbang, sayapnya bergetar, dan kita mendengar bunyi yang lemah di telinga, nguuuungggg. Bunyi adalah getaran yang tak tampak. Kita tidak melihat udara yang bergetar. Kalau kita berucap “Aaaaaaaaaa”, maka kita mendengar suara tersebut. Kalau kita raba leher kita sambil bersuara “aaa”, maka kita merasakan ada getaran di leher kita. Bunyi adalah gelombang, ia bergerak mengembang dari sumber suara. Jika ada benda yang terjatuh menimpa lantai, maka kita mendengar bunyi itu. Bunyi yang bersal dari sumber bunyi, merambat melalui udara atau media lain , sampai di telinga kita.

Setiap bunyi dapat berbeda-beda dalam kenyaringan maupun tinggi nada. Kenyaringan ( keras dan tidaknya suara ) diukur dalam desibel (dB). Gambar di bawah menunjukkan berbagai contoh kenyaringan bunyi yang sehari-hari dapat didengar.

Frekuensi diukur dalam Hertz (Hz). Semua bunyi terdiri dari frekuensi yang berbeda. Frekuensi dari suatu bunyi mempengaruhi tinggi nada. Sebagai contoh jika anda memperhatikan suatu papan tombol piano dari kiri ke kanan, titi nada yang rendah pada sisi kiri dan titi nada tinggi berada pada posisi sebelah kanan. Jika anda menyanyikan :do-re-mi-fa-sol-la-si-do, maka re memiliki frekuensi lebih rendah dari si.

Anak Tuna Rungu

Mendidik anak bukanlah urusan yang gampang. Apalagi memiliki anak yang punya kelemahan khusus baik yang bersifat fisik ataupun yang bersifat mental. Lebih berat lagi jika problem itu merupakan gabungan dari beberapa kelemahan.

Saya sendiri memiliki 3 anak ( putr1-putra-putra). Anak yang no 3 memiliki kelemahan : kurang dengar / tuna rungu /deaf. Lewat blog ini saya ingin berbagi pengalaman, bagaimana mengelola anak tuna rungu.

Dia bernama Rois, sekarang berusia 7 tahun. Sekolah di SDIT di kota Karanganyar- Solo-Jawa Tengah.